![]() |
Keterangan : Pagelaran hasil olahan UMKM se Kalsel. (Ist) |
BANJARBARU, NASIONALPUBLIK.ID - Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) kembali menyumbang pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan. Tercatat tahun ini peran pengaruhnya mencapai hingga 98 persen.
"Ekonomi kita saat ini mencapai 98 persen dan tentu didominasi oleh sektor UMKM," ujar Pj Gubernur Kalsel, Safrizal ZA saat menyampaikan sambutannya dalam penyelenggaran pameran hasil produk UMKM se Kalimantan Selatan yang digelar di Gedung KH. Idham Chalid Banjarbaru, belum lama tadi![]() |
Keterangan : Pj Gubermur Kalsel, Safrizal ZA saat melihat koleksi kain sasirangan yang dipamerkan. |
Untuk itu, dirinya menegaskan agar Dinas Koperasi dan UMKM terus mendorong serta mendukung pelaku usaha ini. Terutama, sebagai langkah dalam upaya pemulihan ekonomi secara nasional.
"Pemprov Kalsel terus mendorong sektor UMKM ini dan tentu peran mereka sangat penting, terutama dalam pertumbuhan ekonomi secara nasional," ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kalsel Gustafa Yandi mengatakan saat ini pelaku UMKM di Kalimantan Selatan mencapai lebih dari 500 ribu. Bahkan, secara teknis pengawasan dilapangan terus dilakukan pihaknya.
"Bimbingan serta dukungan terus mengalir. Terlebih, UMKM merupakan sektor yang dapat mendukung perbaikan ekonomi," ucapnya.
Ditempat yang sama Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Kalsel Amanlison Sembiring mengungkapkan bersama dengan Pemprov Kalsel beserta akademisi dari bidang ekonomi dan bisnis akan ikut mendorong serta membantu lajunya pertumbuhan ekonomi di provinsi ini.
"Mengingat, UMKM ini sangat mendukung terhadap pemulihan ekonomi. Dengan dibantu pula oleh Pemprov Kalsel dan akademisi yang menguasai bidangnya diharapkan mampu membantu menggerakan roda pendapatan baik dari pelakunya hingga daerah," katanya.
Secara terpisah, pelaku UMKM pengrajin olahan produk dari Tanaman purun dan ilung asal Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Supiannur menuturkan meski usahanya tersebut sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19. Akan tetapi, setelah berselang 6 bulan bisnis yang ia digeluti kini kembali berjalan secara normal. Bahkan, pendapatannya pun naik drastis sekitar 95 persen.
"Sejak 2005 hingga sekarang pendapatan bisa mencapai 30 - 40 juta rupiah. Pas pandemi, turun dari 90 persen menjadi 30 persen. Tetapi, pada April - Juni 2021 kembali normal bahkan relatif naik," jelasnya. (AN/AD)