BANJARMASIN, NASIONALPUBLIK.ID- Berdasarkan dari Surat Keputusan Bersama empat menteri yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Dalam hal ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyebutkan sejumlah alasan kebijakan pembelajaran tatap muka secara terbatas harus dilakukan nantinya.
Pertama adalah vaksinasi para pendidik dan tenaga pendidik. Kedua, mencegah lost of learning karena kondisi pendidikan di Indonesia sudah tertinggal dari negara lain selama pandemi ini.
Nah bagaimana dengan Kalimantan Selatan ? Sejumlah sekolah pun kini mulai berbenah menyambut pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas. Salah satunya adalah SMA Negeri 2 Banjarmasin.
Sebagai salah satu sekolah terbaik penyelenggara pembelajaran daring, Smada Banjarmasin tengah mempersiapkan diri dengan persiapan berupa sarana dan prasarana, bahkan penerapan protokol kesehatan pada masing masing kelas belajar sudah mulai dilengkapi.
"Jadi Insya Allah sekolah kita bakal siap menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas. Saat ini yang sudah kita persiapkan seperti sarana protokol kesehatan dan persyaratan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku dari pemerintah dilakukan,"ujar Kepala Sekolah SMAN 2 Banjarmasin H. Mukeniansyah, S.Pd, M.I.Kom dalam kegiatan rapat pembagian raport kenaikan kelas, Jumat (25/06/2021).
Ia menyampaikan, kesiapan ini sudah dilakukan beberapa bulan lalu menyusul terbit surat edaran Kemendikbud tentang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada tahun ajaran baru 2021/2022. Secara teknis PTM akan dilaksanakan dengan menerapkan metode pembelajaran online atau daring dan offline atau luring.
"Kesiapan tersebut meliputi sosialisasi tentang covid 19 dan vaksin yang melibatkan pihak puskesmas dan kegiatan vaksinasi kepada seluruh guru dan warga sekolah serta membentuk satgas internal terkait persiapan pelaksanaan PTM dan kelengkapan fasilitas pendukung sesuai prokes,"ungkapnya.
Baginya, melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) diakui Mukeni tidak segampang yang dibayangkan. Karena harus betul-betul matang direncanakan termasuk persetujuan orang tua siswa-siswi.
"Maka dari itu, banyak syarat yang harus kita penuhi sebelum melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Jadi tidak segampang yang kita bayangkan sebelumnya. Meskipun dari survey yang telah dilakukan mayoritas setuju, namun kita juga memperhatikan suara orang tua juga yang tidak setuju dilaksanakannya PTM,"tukasnya. (AD/AHUL)